Perkembangan Usaha Retail di Indonesia




Eceran atau disebut pula ritel (bahasa Inggris: retail) adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Organisasi ataupun seseorang yang menjalankan bisnis ini disebut pula sebagai pengecer. Pada praktiknya pengecer melakukan pembelian barang ataupun produk dalam jumlah besar dari produsen, ataupun pengimport baik secara langsung ataupun melalui grosir, untuk kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil.
Kita mengetahui ada toko-toko retail seperti Indomaret, Hero, Matahari, Ramayana, dan lain-lain. Toko retail tersebut menjual berbagai macam jenis barang. Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey, mengakui tahun 2017 banyak ritel di dalam negeri yang berguguran. Namun menurutnya, penutupan gerai dilakukan bukan semata-mata karena lesunya penjualan. 
"Sekitar 75% sampai 80% toko ritel yang tutup disebabkan banyak pelaku usaha ritel ingin mengganti model bisnisnya. Pergantian itu misalnya mengubah atau memperbesar format penjualan dari ritel tersebut," kata Roy saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Kamis (4/1). Seperti misalnya ritel yang tadi hanya berfokus pada department store sekarang ingin menambah layanan kuliner di dalamnya, bahkan ingin menyertakan ruang bermain anak dan keluarga untuk memfasilitasi kebutuhan konsumennya. 
Hal ini dilakukan untuk menambah daya saing toko retail dengan e-retail yang sekarang berkembang sangat pesat. e-retail merupakan salah satu alasan toko-toko retail mengembangkan usaha mereka. e-retail saat ini mulai mendominasi penjualan dibandingkan dengan toko retail konvensional, dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan serta kemudahan berbelanja menyebabkan konsumen memilih berbelanja menggunakan e-retail dibanding harus ke toko retail langsung. 
Di Indonesia sendiri, toko retail konvensional sudah perlahan-lahan menggunakan campuran antara e-commerce dengan bisnis utamanya, contohnya Matahari membuat gebrakan dengan membuat situs berbelanja online yaitu Mataharimall.com sebagai upaya meningkatkan daya saing dan juga memudahkan konsumen untuk berbelanja. 

Berdasarkan data Sharing Vision, nilai transaksi e-commerce di Indonesia tumbuh 39,6% per tahun. Tahun ini nilai transaksi e-commerce diprediksikan mencapai Rp 562 triliun dan akan menyentuh Rp 1.000 triliun pada 2020. Dimitri memprediksi, jumlah pembeli online Indonesia tahun ini mencapai 9,7 juta orang, atau 39% pengguna internet Indonesia. Jumlah tersebut naik sekitar 11,5% dibandingkan tahun sebelumnya, yang diprediksi sebanyak 8,7 juta orang. 
Sementara laporan Tetra Pak Index 2017 menyebutkan, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 132 juta orang. Dalam satu tahun terakhir jumlah pengguna internet di Indonesia tumbuh 51% atau bertambah sekitar 45 juta orang. 
Angka-angka tersebut lah yang sekarang dicermati betul oleh toko retail di Indonesia. Melihat potensi pasar yang sangat besar dari e-commerce. Maka dari itu perusahaan retail sekarang sudah mulai mengembangkan atau menggabungkan bisnis mereka dengan membuat e-commerce mereka seperti yang dilakukan Matahari dengan tujuan dapat menyerap konsumen yang lebih banyak. 
Seiring berjalannya waktu kita sebagai manusia dimudahkan dengan kepraktisan dalam segala hal, salah satunya yang kita bahas kali ini adalah tentang kemudahan berbelanja retail. Namun kemudahan itu patut diimbangi dengan penyaringan terhadap apa yang kita benar-benar butuhkan dan apa yang kita inginkan untuk mengontrol finansial kita kedepannya. 

Terima kasih dan maaf bila ada salah pengetikan kata.

Komentar